Kamis, 28 November 2013
INFLASI
Nama :
Satrio Wijayanto
NPM
:
26212883
INFLASI
A. Pengertian Inflasi
Banyak pengertian inflasi yang dapat
kita jumpai pada beberapa sumber. Diantaranya:
§ Inflasi adalah kenaikan harga secara
umum
·
Inflasi
dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan bahwa
harga barang meningkat secara terus-menerus.
·
Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi
§ Inflasi adalah suatu proses atau
peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara umum.
Dikatakan tingkat harga secara umum karena
barang dan jasa itu banyak sekali jumlah dan jenisnya. Ada kemungkinan harga
sejumlah barang turun banyak barang lainnya yang justru naik harganya. Kenaikan
satu dua barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali bila kenaikan harga
barang tersebut meluas pada sebagian besar harga barang-barang lainya
Ada
tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi,
Prathama dan Mandala (2001:203)
1. Kenaikan harga
·
Harga
suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode
sebelumnya.
2. Bersifat umum
·
Kenaikan
harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak
menyebabkan harga secara umum naik.
3. Berlangsung terus menerus
·
Kenaikan
harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi
sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal
bulanan.
B. Macam-Macam InflasI
1. Berdasarkan tingkat kualitas parah
atau tidaknya.
Ada
beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu:
a) Inflasi ringan
·
Inflasi
ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation)adalah inflasi yang lajunya
kurang dari 10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara
berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan.
b) Inflasi sedang
·
Inflasi
ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per
tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu
diingat laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan
harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap
seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila
dibandingkan dengan kenaikan harga.
c) Inflasi berat
·
Inflasi
berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga sudah
sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang
memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.
d) Inflasi liar (hyperinflation)
·
Inflasi
liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Inflasi
ini terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga
orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot
disebut inflasi yang tidak terkendali (Hyperinflastion).
2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
a) Inflasi karena tarikan permintaan
atau inflasi permintaan (demand full inflation)
·
Inflasi
ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat akan
barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan
memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga
faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini
terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang
bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih
disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.
Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang
utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang,
kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di
sektor industri keuangan.
·
Inflasi
ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi dan/atau
juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak
ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran
distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata
permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian
yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya
masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam,
cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi
spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait
tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi,
dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat
penting.
Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua :
·
Inflasi
yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena kenaikan
harga bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga minyak;
·
Inflasi
yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya karena
kenaikan gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka
harga-harga barang barang lain juga ikut naik.Biasanya inflasi karena kenaikan
upah atau gaji sangat ditakuti karena akan bias menimbulkan inflasi secara
berkelanjutan.Karena upah naik, harga-harga akan naik. Karena harga barang
naik, maka upah harus dinaikkan dan ini kemungkinan akan terus berkelanjutan.
3. Inflasi Berdasarkan Asalnya
Inflasi
dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Inflasi yang berasal dalam negeri
seperti defisit anggaran belanja Negara yang terus menerus.
·
Dalam
keadaan seperti ini biasanya pemerintah mengintruksikan Bank Indonesia mencetak
uang baru dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.Selain itu
inflasi dari dalam negeri juga dapat disebabkan oleh adanya gagal panen dan
sebagainya.
b) Inflasi yang berasal dari luar
negeri (imported inflation).
·
Inflasi
ini timbul karena adanya karena adanya inflasi dari luar negeri yang
mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya
banyak dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang yang notabene sebagian
besar usaha produksinya mempergunakan bahan dan alat dari luar negeri yang
timbul karena dari adanya perdagangan internasional.
4. Kondisi inflasi menurut Samuelson
(1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1) Merayap {Creeping Inflation)
·
Laju
inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat
dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
2) Inflasi menengah {Galloping
Inflation)
·
Ditandai
dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu
yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga
minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
3) Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)
·
Inflasi
yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan
nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah
mengalami defisit anggaran belanja.
C. Penyebab Inflasi
Inflasi
selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang
menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.
1). Teori Kuantitas
- Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
- Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun giral.
- Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
Teori
ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga
terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena
hubungan antara jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah maka
harga-harga akan naik.Ini berarti nilai uang menurun karena daya belinya
menjadi rendah. Menurut teori kuantitas harga-harga adalah proporsi langsung
dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis sebagai berikut
P = k . M
Keterangan :
P : tingkat harga
k : proporsi tertentu
M : jumlah uang
Tokoh
yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang dikenal
Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).Beliau
mengemukakan rumus untuk membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh
pembeli akan sama dengan jumlah uang diterima oleh penjual yaitu :
MV = PT
MV = PT
Keterangan :
M : Jumlah uang yang beredar
V : Kecepatan perputaran uang
P : Tingkat harga
T : Banyaknya transaksi
2). Teori Keynes
- Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi inflasi.
Dasar
pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena
masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga
menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan
agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat),
akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan
barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas
produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan
agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist,
Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi
dalam jangka pendek. Dengan keadaan daya beli antara golongan yang ada di
masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi realokasi
barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli
yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang
lebih besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju
inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa
lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian
barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingg permintaan efektif masyarakat
secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply barang (inflationary gap
menghilang)
3). Teori Strukturalis
3). Teori Strukturalis
- Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi yaitu :
a) Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.
Nilai ekspor tumbuh secara lamban di
banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun penyebabnya yaitu :
·
Dipasar
dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.
·
Produksi
barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.
b) Ketidakelastisan penawaran atau
produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.
·
Produksi
bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan
pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri
cenderung untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.Dampak
yang ditimbulkan yaitu timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan
upah dan gaji.Naiknya upah dan gaji menyebabkan kenaikan ongkos produksi yang
memacu kenaikan harga barang pula.
Inflasi dapat disebabkan oleh
kombinasi dari empat faktor:
- Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes up.
- Supply dari barang yang berkurang
- Permintaan terhadap uang tersebut menurun
- Permintaan untuk barang – barang lain naik. (Donny S. Makalew)
D. Pengaruh Inflasi
Inflasi
dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam kaitanya
dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut :
a) Inflasi mendorong penanaman modal
spekulatif
- Pada saat inflasi, para pemilik modal cenderung melakukan investasi spekulatif,misalnya dengan cara membeli tanah,rumah,atau menyimpan barang-barang berharga yang lebih menguntungkan bila dibandingkan melakukan investasi produktif yang belum tentu akan memberikan kontribusi positif untuk selanjutnya.
b)
Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
- Inflasi akan semakin berkembang bila tidak di kendalikan. Gagal mengendalikan inflasi akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi serta sulit di ramalkan sehingga akan dapat mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
c)
Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran
- Inflasi menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah bila dibandingkan dengan harga barang produksi dalam negeri.Maka impor berkembang lebih cepat,tetapi ekspor akan bertambah lambat.Dengan demikian arus modal ke luar negeri akan lebih banyak dari pada yang masuk ke dalam negeri.Keadaan seperti ini akan mengakibatkan terjadinya defisit neraca pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.
E. Akibat Inflasi
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada
saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian
menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat
kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat
dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke
waktu. Secara singkat dapat di pilah akibat buruk dari inflasi tersebut.
1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan
- Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pertokoan dan sebagainya akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk berpengahasilan rendah merosot. Dengan demikian maka inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan antara anggota-anggota masyarakat.
2. Pendapatan Riil Merosot
- Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari hal tersebut biasanya dalam masa inflasi kenaikan harga cenderung selalu mendahului kenaikan pendapatan.Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja.Ini berarti kemakmuran masyarakat merosot.
3. Nilai Riil Tabungan Merosot
- Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam benatuk deposito dan tabungan di Bank, dalam masa inflasi nilai riil tabungan tersebut akan merosot, tidak hanya itu masyarakat yang memegang uang tunai pun akan dirugikan karena penurunan nilai riilnya. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
- inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila
pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi.
- Bla hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Langganan:
Postingan (Atom)